Syarat-Syarat Menjadi Profesional
Profesional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu “hal-hal yang
berkaitan dengan profesi dan atau memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya”; Sedangkan profesionalisme menurut KBBI adalah “mutu, kualitas
dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang
profesional”. Profesional artinya menurut pada keahlian jabatannya. Sedangkan
Profesinalisme adalah aliran yang menerapkan profesi sebagai asas pokok
perbuatan manusia .
Menjadi seorang professional bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk mencapainya, diperlukan
usaha yang keras, karena ukuran profesionalitas seseorang akan dilihat dua
sisi. Yakni teknis keterampilan atau keahlian yang dimilikinya, serta hal-hal
yang berhubungan dengan sifat, watak, dan kepribadiannya. Paling tidak, ada
delapan syarat yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin jadi seorang
professional.
1. Menguasai pekerjaan
Seseorang layak disebut professional apabila ia tahu betul apa yang harus
ia kerjakan. Pengetahuan terhadap pekerjaannya ini harus dapat dibuktikan
dengan hasil yang dicapai. Dengan kata lain, seorang professional tidak hanya
pandai memainkan kata-kata secara teoritis, tapi juga harus mampu
mempraktekkannya dalam kehidupan nyata. Ia memakai ukuran-ukuran yang jelas,
apakah yang dikerjakannya itu berhasil atau tidak. Untuk menilai apakah
seseorang menguasai pekerjaannya, dapat dilihat dari tiga hal yang pokok, yaitu
bagaimana ia bekerja, bagaimana ia mengatasi persoalan, dan bagaimana ia akan
menguasai hasil kerjanya.
Seseorang yang menguasai pekerjaan akan tahu betul seluk beluk dan
liku-liku pekerjaannya. Artinya, apa yang dikerjakannya tidak cuma
setengah-setengah, tapi ia memang benar-benar mengerti apa yang ia kerjakan.
Dengan begitu, maka seorang profesional akan menjadikan dirinya sebagai problem
solver (pemecah persoalan), bukannya jadi trouble maker (pencipta
masalah) bagi pekerjaannya.
2. Mempunyai loyalitas
Loyalitas bagi seorang profesional memberikan petunjuk bahwa dalam
melakukan pekerjaannya, ia bersikap total. Artinya, apapun yang ia kerjakan
didasari oleh rasa cinta. Seorang professional memiliki suatu prinsip
hidup bahwa apa yang dikerjakannya bukanlah suatu beban, tapi merupakan
panggilan hidup. Maka, tak berlebihan bila mereka bekerja sungguh-sungguh.
Loyalitas bagi seorang profesional akan memberikan daya dan kekuatan untuk
berkembang dan selalu mencari hal-hal yang terbaik bagi pekerjaannya. Bagi seorang
profesional, loyalitas ini akan menggerakkan dirinya untuk dapat melakukan apa
saja tanpa menunggu perintah. Dengan adanya loyalitas seorang professional akan
selalu berpikir proaktif, yaitu selalu melakukan usaha-usaha antisipasi agar
hal-hal yang fatal tidak terjadi.
3. Mempunyai integritas
Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus benar-benar jadi
prinsip dasar bagi seorang profesional. Karena dengan integritas yang tingi,
seorang profesional akan mampu membentuk kehidupan moral yang baik. Maka,
tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa seorang professional tak cukup
hanya cerdas dan pintar, tapi juga sisi mental. Segi mental seorang
professional ini juga akan sekaligus menentukan kualitas hidupnya. Alangkah
lucunya bila seseorang mengaku sebagai profesional, tapi dalam kenyataanya ia
seorang koruptor atau manipulator, pencuri atau penjahat ?
Integritas yang dipunyai oleh seorang professional akan membawa kepada
penyadaran diri bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani harus tetap
menjadi dasar dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Karena tanpa mempunyai
integritas yang tinggi, maka seorang professional hanya akan
terombang-ambingkan oleh perubahan situasi dan kondisi yang setiap saat bisa
terjadi. Di sinilah intregitas seorang professional diuji, yaitu sejauh mana ia
tetap mempunyai prinsip untuk dapat bertahan dalam situasi yang tidak menentu.
4. Mampu bekerja keras
Seorang profesional tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dan
kelemahan. Maka, dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, seorang
professional tidak dapat begitu saja mengandalkan kekuatannya sendiri. Sehebat-hebatnya
seorang profesional, pasti tetap membutuhkan kehadiran orang lain untuk
mengembangkan hidupnya. Di sinilah seorang professional harus mampu menjalin
kerja sama dengan berbagai pihak. Dalam hal ini, tak benar bila jalinan
kerja sama hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu. Seorang profesional
tidak akan pernah memilih-milih dengan siapa ia akan bekerja sama.
Seorang profesional akan membuka dirinya lebar-lebar untuk mau menerima
siapa saja yang ingin bekerja sama. Maka tak mengherankan bila disebut bahwa
seorang profesional siap memberikan dirinya bagi siapa pun tanpa pandang bulu.
Untuk dapat mewujudkan hal ini, maka dalam diri seorang profesional harus ada
kemauan menganggap sama setiap orang yang ditemuinya, baik di lingkungan
pekerjaan, sosial, maupun lingkungan yang lebih luas.
Seorang profesional tidak akan merasa canggung atau turun harga diri bila
ia harus bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin secara status lebih rendah
darinya. Seorang profesional akan bangga bila setiap orang yang mengenalnya,
baik langsung maupun tidak langsung, memberikan pengakuan bahwa ia memang
seorang profesional. Hal ini bisa dicapai apabila ia mampu mengembangkan dan
meluaskan hubungan kerja sama dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.
5. Mempunyai Visi
Seorang profesional harus mempunyai visi atau pandangan yang jelas akan
masa depan. Karena dengan adanya visi tersebut, maka ia akan memiliki dasar dan
landasan yang kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap, dan perilakunya. Dengan
mempunyai visi yang jelas, maka seorang profesional akan memiliki rasa tanggung
jawab yang besar, karena apa yang dilakukannya sudah dipikirkan masak-masak,
sehingga ia sudah mempertimbangkan resiko apa yang akan diterimanya.
Tanpa adanya visi yang jelas, seorang profesional bagaikan “macan ompong”,
dimana secara fisik ia kelihatan tegar, tapi sebenarnya ia tidak mempunyai
kekuatan apa-apa untuk melakukan sesuatu, karena tidak mempunyai arah dan
tujuan yang jelas. Dengan adanya visi yang jelas, seorang profesional akan dengan mudah
memfokuskan terhadap apa yang ia pikirkan, lakukan, dan ia kerjakan.
Visi yang jelas juga memacunya menghasilkan prestasi yang maksimal,
sekaligus ukuran yang jelas mengenai keberhasilan dan kegagalan yang ia capai.
Jika gagal, ia tidak akan mencari kambing hitam, tapi secara dewasa mengambil
alih sebagai tanggung jawab pribadi dan profesinya.
6. Mempunyai kebanggaan
Seorang profesional harus mempunyai kebanggaan terhadap profesinya. Apapun
profesi atau jabatannya, seorang profesional harus mempunyai penghargaan yang
setinggi-tingginya terhadap profesi tersebut. Karena dengan rasa bangga
tersebut, ia akan mempunyai rasa cinta terhadap profesinya.
Dengan rasa cintanya, ia akan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap apa
yang dilakukannya. Komitmen yang didasari oleh munculnya rasa bangga terhadap
profesi dan jabatannya akan menggerakkan seorang profesional untuk mencari dan
hal-hal yang lebih baik, dan senantiasa memberikan kontribusi yang besar
terhadap apa yang ia lakukan.
7. Mempunyai komitmen
Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi untuk tetap menjaga
profesionalismenya. Artinya, seorang profesional tidak akan begitu mudah
tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi. Dengan
komitmen yang dimilikinya, seorang akan tetap memegang teguh nilai-nilai
profesionalisme yang ia yakini kebenarannya.
Seseorang tidak akan mengorbankan idealismenya sebagai seorang profesional
hanya disebabkan oleh hasutan harta, pangkat dan jabatan. Bahkan bisa jadi,
bagi seorang profesional, lebih baik mengorbankan harta, jabatan, pangkat
asalkan nilai-nilai yang ada dalam profesinya tidak hilang.
Memang, untuk membentuk komitmen yang tinggi ini dibutuhkan konsistensi
dalam mempertahankan nilai-nilai profesionalisme. Tanpa adanya konsistensi atau
keajekan, seseorang sulit menjadikan dirinya sebagai profesional, karena hanya
akan dimainkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi.
8. Mempunyai Motivasi
Dalam situasi dan kondisi apa pun, seorang professional tetap harus
bersemangat dalam melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya,
seburuk apa pun kondisi dan situasinya, ia harus mampu memotivasi dirinya
sendiri untuk tetap dapat mewujudkan hasil yang maksimal.
Dapat dikatakan bahwa seorang professional harus mampu menjadi motivator bagi
dirinya sendiri. Dengan menjadi motivator bagi dirinya
sendiri, seorang professional dapat membangkitkan kelesuan-kelesuan yang
disebabkan oleh situasi dan kondisi yang ia hadapi. Ia mengerti, kapan dan di
saat-saat seperti apa ia harus memberikan motivasi untuk dirinya sendiri.
Dengan memiliki motivasi tersebut, seorang professional akan tangguh dan
mantap dalam menghadapi segala kesulitan yang dihadapinya. Ia tidak mudah
menyerah kalah dan selalu akan menghadapi setiap persoalan dengan optimis.
Motivasi membantu seorang professional mempunyai harapan terhadap setiap waktu
yang ia lalui, sehingga dalam dirinya tidak ada ketakutan dan keraguan untuk
melangkahkan kakinya.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa
profesioanlisme adalah orang yang:
- Ahli di bidangnya dengan segala komitmennya
- Orang yang mengetahui authoritasnya dan
kewenangan
- Orang yang bertanggung jawab baik terhadap diri sendiri,
lingkungan dan bahkan dia mempertanggungjawabkan pekerjaan/profesinya
kepada Tuhannya, sehingga dia tidak akan melanggar norma Agama, norma
Sosial serta norma budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar