Minggu, 10 November 2019

Strategi Menjawab Permasalahan Industri Pertanian di Indonesia






Strategi Menjawab Permasalahan Industri Pertanian di Indonesia

Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan tingkat kesuburan tanah, belum memberikan dampak positif terhadap tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia yang dibuktikan dengan adanya tingkat kemiskinan dan berakibat terhadap gizi buruk di Indonesia. Mengapa hal ini dapat terjadi? Menurut hemat saya bahwa negara yang memiliki sumberdaya yang melimpah belum menangani dengan optimal terhadap industri pertanian di Indonesai baik dari sisi pengelolaan sumberdaya, proses dan pemanfaatan sumberdaya pertanian tersebut. Pertanyaan berikutnya adalah mengapa bisa demikian? Hal ini disebabkan selain adanya ketimpangan kepemilikan lahan yang menyebabkan industri pertanian belum optimal adalah karena: Pertama, faktor sumberdaya manusia (SDM) bidang pertanian di Indonesaia rata-rata berusia lanjut dengan kapasitas pemahaman terhadap pengelolaan masih lemah karena tidak didukung oleh ilmu pengetahuan yang cukup. Kedua, daya dukung proses produksi belum tercukupi karena rata-rata petani di Indonesia dalam menggarap lahan masih menggunakan cara-cara tradisional sehingga biaya menjadi tinggi dan hasil kurang optimal. Ketiga, faktor-faktor tersebut disebabkan karena minimnya perguruan tinggi yang mempunyai program studi yang beroerientasi terhadap industri pertanian baik program studi yang terkait dengan pengolahan lahan pertanian, manajemen pemeliharan tanaman, tehnik pengelolaan pasca panen dan tehnik produksi untuk produk jadi serta manajemen tata niaga hasil pertanian. Oleh karena itu hemat saya untuk menjadikan sektor pertanian menjadi sektor unggulan di Indonesai idealnya dibuat startegi jangka panjang industri pertanian, namun untuk dapat melakukan hal tersebut dibutuhkan beberapa hal yaitu: Pertama, pemimpin yang kompeten, kredibel dan peduli terhadap kemajuan pertanian pada khususnya dan kemajuan masyarakat perdesaan yang ada diseluruh pelosok tanah air Indonesia. Kedua, Program pembangunan diarahkan kepada program pembangunan pertanian yang benar dengan upaya membangun industri pertanian dengan itikad pemimpin baik dalam membangun pertanian. Ketiga, melakukan reformasi birokrasi dan pemerintahan yang sejalan dengan prinsip good governance. Keempat, pengembangan modal sosial berbasis kearifan local yang disesuaikan dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0 dalam bidanga pertanian. Kelima, industri pertaniah idealnya melakukan aliansi stretegis dengan menerapkan strategi Penthahelik yang merupakan strategi kolaborasi antara, Academic, Business, Government, Costumer and Media (ABGCM). Penerapan startegi akan optimal apabila masing-masing mempunyai peran yang berimbang dibidangnya masing-masing sehingga dapat berkolaborasi dengan baik dan menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Perguruan tinggi mempunyai peran dalam mencetak SDM dan melakukan riset untuk menjawab kebutuhan industri bidang pertanian dan berorientasi untuk memenuhi kebutuhan industry pertanian yang telah disesuaikan dengan kebijakan pemerintah yang ada dalam roadmap pengembangan industri yang dibuat oleh government dan selalu menggandeng media untuk sosialisasi dan desiminasi hasil riset tersebut sehingga tersampaikan kepada para petani atau Industri bidang pertanian. Strategi ini akan bermanfaat karena hasil kolaborasi tersebut dapat menjawab permasalahan dalam industry pertanian mulai dari indutsri hulu hingga industry yang ada dihilir.