Strategi Menjawab Permasalahan Industri Pertanian di
Indonesia
Indonesia dikenal
sebagai negara agraris dengan tingkat kesuburan tanah, belum memberikan dampak
positif terhadap tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia yang dibuktikan dengan
adanya tingkat kemiskinan dan berakibat terhadap gizi buruk di Indonesia. Mengapa
hal ini dapat terjadi? Menurut hemat saya bahwa negara yang memiliki sumberdaya
yang melimpah belum menangani dengan optimal terhadap industri pertanian di
Indonesai baik dari sisi pengelolaan sumberdaya, proses dan pemanfaatan
sumberdaya pertanian tersebut. Pertanyaan berikutnya adalah mengapa bisa demikian?
Hal ini disebabkan selain adanya ketimpangan kepemilikan lahan yang menyebabkan
industri pertanian belum optimal adalah karena: Pertama, faktor sumberdaya
manusia (SDM) bidang pertanian di Indonesaia rata-rata berusia lanjut dengan
kapasitas pemahaman terhadap pengelolaan masih lemah karena tidak didukung oleh
ilmu pengetahuan yang cukup. Kedua, daya dukung proses produksi belum tercukupi
karena rata-rata petani di Indonesia dalam menggarap lahan masih menggunakan
cara-cara tradisional sehingga biaya menjadi tinggi dan hasil kurang optimal.
Ketiga, faktor-faktor tersebut disebabkan karena minimnya perguruan tinggi yang
mempunyai program studi yang beroerientasi terhadap industri pertanian baik
program studi yang terkait dengan pengolahan lahan pertanian, manajemen
pemeliharan tanaman, tehnik pengelolaan pasca panen dan tehnik produksi untuk
produk jadi serta manajemen tata niaga hasil pertanian. Oleh karena itu hemat
saya untuk menjadikan sektor pertanian menjadi sektor unggulan di Indonesai
idealnya dibuat startegi jangka panjang industri pertanian, namun untuk dapat
melakukan hal tersebut dibutuhkan beberapa hal yaitu: Pertama, pemimpin yang
kompeten, kredibel dan peduli terhadap kemajuan pertanian pada khususnya dan
kemajuan masyarakat perdesaan yang ada diseluruh pelosok tanah air Indonesia.
Kedua, Program pembangunan diarahkan kepada program pembangunan pertanian yang
benar dengan upaya membangun industri pertanian dengan itikad pemimpin baik
dalam membangun pertanian. Ketiga, melakukan reformasi birokrasi dan pemerintahan
yang sejalan dengan prinsip good
governance. Keempat, pengembangan modal sosial berbasis kearifan local yang
disesuaikan dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0 dalam bidanga pertanian. Kelima,
industri pertaniah idealnya melakukan aliansi stretegis dengan menerapkan strategi Penthahelik yang merupakan strategi
kolaborasi antara, Academic, Business, Government, Costumer and Media (ABGCM).
Penerapan startegi akan optimal apabila masing-masing mempunyai peran yang
berimbang dibidangnya masing-masing sehingga dapat berkolaborasi dengan baik
dan menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Perguruan tinggi mempunyai peran
dalam mencetak SDM dan melakukan riset untuk menjawab kebutuhan industri bidang
pertanian dan berorientasi untuk memenuhi kebutuhan industry pertanian yang telah
disesuaikan dengan kebijakan pemerintah yang ada dalam roadmap pengembangan
industri yang dibuat oleh government dan selalu menggandeng media untuk
sosialisasi dan desiminasi hasil riset tersebut sehingga tersampaikan kepada
para petani atau Industri bidang pertanian. Strategi ini akan bermanfaat karena
hasil kolaborasi tersebut dapat menjawab permasalahan dalam industry pertanian
mulai dari indutsri hulu hingga industry yang ada dihilir.
Sumber: https://www.watyutink.com/opini/Strategi-Menjawab-Permasalahan-Industri-Pertanian-di-Indonesia